Rabu, 01 April 2009

Surga di Telapak Kaki Ibu




Surga di Telapak Kaki Ibu

 

Suatu hari Rasulullah SAW. Sedang berkumpul bersama sahabatnya di masjid. Tiba-tiba datang seorang laki-laki dan mengatakan, “Assalamualaikum!”

Rasulullah dan para sahabat spontan menjawab, “Waalaikummussalam wa rahmatullah!”

“Duhai Rasulullah, Abdullah bin Salam sakit keras dan sedang sekarat menjemput maut. Dia memanggilmu!” kata lelaki itu. Mendengar itu Rasulullah langsung bangkit.

“Bangkitlah kalian semua, mari kita tengok saudara kita!” ajak Rasulullah pada para sahabatnya. Sampai disana Abdullah bin Salam terbaring tak berdaya, nafasnya tersengal-sengal. Melihat hal itu Rasulullah mendekat dan membimbing Alqomah mengucapkan syahadat, “Abdullah, ayo ucapkan Lailahaillah Muhammadurrasulullah!” Beliau  mengucapkan kalimat itu pada telinga Abdullah bin Salam tigakali. Tapi Abdullah bin Salam tidak bisa mengucapkannhya. Mulutnya seperti terkunci.

“La haula wala quwwata illa billahil’aliyyil adhim!” kata Rasulullah SAW.

“Bilal, pergilah ke tempat istrinya dan tanyakan padanya apa ayang telah di perbuat Alqamah selama di dunia dan apa pekerjaannya!” Perintah Rasulullah pada Bilal. Bilal langsung pergi menemui istri Abdullah, istrinya mengatakan, “Selama hidup bersamanyaaku tidak pernah dia meninggalkan shalat bersama Rasulullah. Hampir setiap hari ia memberikan sedekah. Tapi ia sedikit punya masalah dengan ibunya!” Bilal lalu kembali menemui Rasul dan mengabarkan apa yang di katakana istrinya.

Rasul dan mengabarkan apa yang dikatakan istrinya.

Rasulullah langsung bersabda, “Bawalah ibunya kemari!”

Bilal langsung bergegas untuk menemui ibu Abdullah bin Salam. Sampai disana ibunya bertanya., “Ada apa kau kemari?”.
”Anakmu Abdullah sedang sekarat mencemput kematiannya. Aku datang kemari untuk meminta maaf atas kesalahan kalian berdua dan memperbaiki hubungan kalian,”kata Bilal.

“Aku tidak akan memaafkan kedurhakaannya. Ia telah menyakitiku. Aku tak akan memaafkannya di dunia dan akhirat!” jawab ibunya tegas.

Bilal lalu kambali menghadap Rasulullah dan menceritakan segala yang di katakana ibu Abdullah bin Salam. Mendengar keterangan itu Rasulullah bersabda,

“Umar, Ali, kalian berdua kembali ke tempat ibunya dan bawa dia kemari!”

Tanpa bicara kedua sahabat utama itu langsung berangkat ke rumah ibu Abdullah bin Salam. Sampai disana sang ibu bertanya, “Wahai Umar dan Ali, ada apa kau datang kemari?”

“Wahai ibu, Rasulullah SAW memanggilmu.” Jawab Umar.

“Untuk apa beliau memanggilku.” Kata sang ibu.

“Nanti kau juga akan tahu, yang penting ikutlah kami menemui Rasulullah SAW.” Tukas Umar.

Mereka bertiga akhirnya sampai dihadapan Rasulullah SAW> yan berada di dekat Abdullah bin Salam yang sedang menanti detik-detik kematiannya. Rasulullah SAW berkata, “Wahai ibu, lihatlah anakmu yang sedang diambang kematian! Maafkanlah dia.”

“Aku tidak akan memaafkannya, baik di dunia dan akhirat.” Kata sang ibu.

“Maafkanlah. Apa kau tidak kasihan kepadanya, dia sampai tidak bisa mengucapkan dua kalimat sahadat!” kata Rasulullah.

“Bagaimana aku akan memaafkannya. Dia memukulku dan mengusirku dari rumahnya karena mementingkan istrinya.” Sang ibu bersikukuh tidak mau memaafkan dosa anaknya.

Lalu Rasulullah memerintah para sahabat untuk mengumpulkan kayu bakar dan menumpuknya di samping Abdullah.

“Untuk apa Rasulullah?” tanya sang ibu.

“Untuk membakar anakmu! Karena kau tidak mau memaafkan dia.” Jawab Rasul.

Melihat anaknya akan di bakar hidup-hidup hati ibu Abdullah bin Salam akhirnya luluh.

“Baiklah, demi kebenaran risalahmu duhai Rasulullah, aku memaafkan segala kesalahan putraku!”

Setelah itu Rasulullah mendekati Abdullah bin Salam dan berkata, “Abgdullah ucapkan syahadat!”

Mulut Abdullah lalu berkomat kamit dan mengucapkan dua kalimat syahadat dengan jelas. Setelah itu ruhnya berpisah dari tubuhnya.

‘Innalillahi wa inna ilaihi rajiun!” Ucap Rasuullah dan para sahabat. Setelah itu jenazah Abdullah di mandikan, dikafani, dan dishalati. Di masjid Rasulullah bersabda,

“Wahai kaum muslimin sekalian, ingatlah, orang mementingkan istrinya dan menyia-nyiakan ibunya sehingga ibunya tidak ridha padanya akan terancam mati tidak bersahadat.”

Begitulah, betapa pentingnya berbakti pada kedua orang tua, terutama pada ibu yang telah susah payah menandung dan melahirkan ke dunia. Dalam sebuah hadis bahkan Rasulullah SAW. Bersabda, “Surga berada di telapak kaki ibu.”

Kisah di atas berdasarkan hadis yang di riwayatkan sahabat Ali bin Abi Tholib ra. Dalam riwayat yang lain nama sahabat yang wafat dan nyaris di bakar oleh Rasulullah SAW. Itu adalah “Alqamah”

 

******

 

Seorang anak wajib mencintai, menghormati dan memelihara orang tua walaupun keduanya musyrik atau berlainan agama, keduanya berhak untuk diberi kebaik-an dan pemeliharaan bukan mentaati dan mengikuti kesyrikan atau agamanya. Allah Ta’alaberfirman: Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang ber-tambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.” (Luqman : 14)

 

Dari Al-Miqdam bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah berwasiat agar kalian berbuat baik kepada ibu-ibumu, sesungguhnya Allah berwa-siat agar berbuat baik kepada bapak-bapakmu dan sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian agar berbuat baik kepada sanak kerabatmu”.(Dishahih-kan oleh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah)

 

Bersilaturrahim dan berbuat baik kepada orang tua merupakan ajaran yang menjadi ketetapan Kitabullah Al-Qur’an dan Al-Hadits. AllahTa’ala berfirman: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya”. (Al-Isra’: 23)


Maka berbuat baik kepada kedua orang tua menjadi keputusan mutlak dari Allah dan ibadah yang menempati urutan kedua setelah beribadah kepada Allah: “Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliha-raanmu”. (Al-Isra’: 23)


Kibar atau kibarul sin artinya berusia lanjut, umur sudah mulai menua, punggung sudah mulai membung-kuk dan kulit sudah mulai keriput. ‘Indaka yang berarti pemeliharaan yaitu suatu kalimat yang menggambarkan makna tempat berlindung dan berteduh pada saat masa tua, lemah dan tidak berdaya.

Allah Ta’ala berfirman: Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka“. (Al-Isra’: 23)

Allah Ta’ala berfirman: “Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.


Orang mulia dan baik kepada kedua orang tua akan selalu tahu kedudukan serta kemuliaan orang tua, dia merasakan tatkala mencium tangan ibu atau bapak-nya seolah-olah dia bersujud dengan ruh dan perasaan-nya laksana bersujud kepada Allah, dia mendapatkan jati diri yang sebenarnya sebagai suatu rahasia dalam kehidupan. Semua itu menjadi bukti penghargaan dan penghormatan kepada kedua orang tua. Allah Ta’la berfirman: “Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya . Dan jika kedua-nya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti ke-duanya”. (Al-Ankabut: 8).

 

Salah satu doa yang pasti di kabulkan oleh Allah SWT ialah doa orang tua untuk anaknya, maka dari itu kita sebagai seorang anak jangan pernah sampai kita menyakiti perasaan orang tua kita. Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga macam doa yang pasti terkabulkan; doa orang tua untuk anaknya, doa orang musafir dan doa orang yang teraniaya”. (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani).

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar