Rabu, 25 Maret 2009

(Sombong / Takabbur) Sifat yang dilaknat oleh Allah SWT



SOMBONG atau takabur (takabbur) adalah sifat hati yang terkeji (madzmumi) dan merupakan satu daripada penyakit hati yang membawa akibat kebinasaan diri. Pengertian tentang takabur dapat difahami dari maksud beberapa hadist yang berikut :

1. Rasulullah bersabda, “Dianggap sebagai takabur itu ialah menolak apa yang benar dan mengaggap hina kepada orang lain”. (HR. Muslim).

2. Bersabda Rasulullah S.A.W kepada sahabatnya, Abu Dzar : “Takabur itu meninggalkan kebenaran dan engkau mengambil selain kebenaran. Engkau melihat orang lain dengan pandangan bahwa kehormatannya tidak sama dengan kehormatanmu, darahnya tidak sama dengan darahmu”.

3. Rasulullah S.A.W bertanya kepada sekumpulan Sahabat, “Tahukah kamu, orang gila yang sebenar-benarnya?” Para Sahabat menjawab, “Tidak tahu, ya Rasulullah”. Lalu Rasulullah menjelaskan, “Orang gila ialah orang yang berjalan dengan takabur, memandang rendah kepada orang lain, membusungkan dada, mengharapkan syurga sambil membuat maksiat dan kejahatannya membuat orang tidak aman dan kebaikanya tidak pernah diharapkan. Itulah orang gila yang sebenarnya”.

Berdasarkan kisah di dalam al-Qur’an, makhluk yang pertama yang diserang dan menjadi mangsa penyakit takabur ialah Iblis (la’natullah). Walaupun diperintah oleh Allah SWT, Iblis enggan menghormati Adam a. s (manusia dan nabi Allah yang pertama) karena dia menganggap dirinya lebih mulia daripada Adam. Katanya, “Aku lebih baik daripadanya (Adam). Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan daripada tanah” (QS 7:12).

“Kesombongan adalah selendang-Ku dan keagungan adalah sarung-Ku. Barangsiapa yang merebutnya dariku, maka Aku akan menghancurkannya” (Hadits Qudsi)


Sombong memang sudah menjadi naluri manusia. Sifat sombong ini timbul karena manusia mempunyai nafsu Robbaniyah. Yaitu nafsu yang selalu ingin menang sendiri, angkuh, pemaksa, sombong, dll. Namun demikian bukan berarti hal tersebut dijadikan sebagai justifikasi dan legalisasi diri untuk melakukan tindakan bodoh itu. Hal tersebut tidaklah lebih dari sekedar sebagai ujian baginya, mampukah dia mengendalikan atau bahkan terjebak di dalam kubangannya. Karena kesombongan adalah sifat ke-Tuhan-an, seseorang yang nekat memakainya maka secara tidak langsung dia telah menantang Tuhan. Dan Tuhan akan menghacurkannya. Sebaliknya seorang hamba yang sudah ditakdirkan oleh Allah sebagai orang yang baik maka ia akan dapat mengontrol nafsunya tersebut ketika bergolak



Tidak sedikit ayat dan hadits yang menjelaskan tentang jeleknya perilaku sombong. Bahkan Rosululloh dengan tegas mengancam orang yang di dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya secuil biji sawi bahwa dia akan masuk neraka. Bukan hanya nabi Muhammad saja yang mewanti-wanti umatnya untuk tidak sombong. Nabi Nuh As. ketika ajal akan datang menjemput, beliau memanggil kedua putranya dan berwasiat agar sepeninggalnya nanti mereka tidak berlaku sombong

Senada dengan nabi Nuh adalah nabi Isa As. Bahkan bagi beliau neraka kelak itu hanya akan banyak dihuni oleh orang-orang sombong. Dan pada hari kiamat kelak mereka akan dirupakan sebagaimana debu-debu kecil yang diinjak-injak manusia sambil diseret-seret menuju penjara di dalam neraka. Untuk mereka Allah secara khusus telah mempersiapkan sebuah jurang di dalam neraka Jahannam dengan sebutan Habhab.

Bukan hanya orang awwam saja yang bisa terkena penyakit ini. Namun orang-orang yang sudah mencapai derajat tinggi dalam ibadah, kezuhudan, dan kealiman masih sangat sulit terhindar darinya. Apalagi orang-orang yang tidak mengerti apa-apa. Menurut Imam Muhammad bin Husain bin Ali orang yang berlaku sombong itu berarti telah kehilangan akalnya sebesar kesombongan yang telah ia lakukan. Jadi wajar jika mereka tidak akan pernah bisa berfikir waras dan tak akan memperdulikan dampak dari perbuatan yang ia lakukan. Iblis juga tidak akan pernah berfikir bahwa akibat dari kesombongannya tidak mau tunduk perintah Allah untuk sujud kepada nabi Adam adalah dideportasi dan diusir dari surga selama-lamanya. Dia tidak mengerti bahwa argumentasinya sebagai makhluq yang lebih baik dari nabi Adam karena dirinya terbuat dari api sedang adam dari tanah liat itu tidaklah bisa dijadikan sebagai alibi untuk menentang wahyu dan perintah Allah.

Esensi kesombongan
Hakekat takabbur adalah kecenderungan pribadi jiwa yang selalu merasa lebih baik dari pada orang lain. Maka seorang yang merasa dirinya hebat namun dia juga merasa bahwa masih ada orang lain yang sepadan atau lebih hebat dari dirinya maka ia tidak bisa dianggap sebagai orang sombong. Atau menganggap orang lain sebagai orang yang hina namun dia juga merasa bahwa dirinya masih lebih hina dari mereka maka dia juga tidak bisa disebut mutakabbir.

Akan tetapi, meskipun itu semua tidak dianggap sebagai takabbur, bukan berarti hal tersebut diperkenankan. Karena bagaimanapun juga punya perasaan bahwa dirinya punya kelebihan atas yang lain adalah merupakan cikal bakal dari pertumbuhan sifat takabbur. Rosululloh sendiri sangat khawatir mengalami hal yang demikian. Sehingga beliau berdoa: “Allahumma inni a’udzu bika min nafkhotil kibriya’”. (Yaa Allah aku berlindung kepada-Mu dari tiupan kesombongan). Karena ketika seseorang memiliki pandangan yang demikian maka ia akan merasa besar, terbang melayang, dan merasa punya kelebihan dan keagungan.

Orang yang sudah terjangkiti sifat sombong maka ia akan menganggap bahwa orang lain lebih hina dari dirinya. Sehingga ia tidak akan mau melayani kebutuhan mereka. Tetapi sebaliknya merekalah yang harus melayani dirinya. Ketika ada pertemuan maka dirinya akan selalu menempati tempat kehormatan, ketika saling bertemu tidak mau memulai berucap salam, ketika diberi tahu maka dia akan menolak, ketika memberitahu dia akan berkata keras dan kasar, ketika nasehatnya tidak diterima maka dia akan marah, ketika mengajar mereka tidak mau bersikap lemah lembut kepada santrinya, bahkan mereka akan diperbudak olehnya. Tragisnya lagi di mata dia semua manusia itu ibarat keledai dungu yang tidak mengerti apa-apa.

Macam-macam sombong
1. Sombong kepada Allah. Pemicunya adalah murni kebodohan dan ketololan akan siapa diri sendiri. Sebagaimana yang dilakukan oleh raja Namrudz dan raja Fir’aun yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan. Bahkan menantang akan berperang dengan Allah. Ketika mereka disuruh untuk menyembah Allah Ar Rohman, mereka malah bertanya sambil mengejek: “Apa Allah Ar Rohman itu? Haruskah kami menyembah kepada apa yang kamu perintahkan?”.

2. Sombong kepada Utusan Allah. Pemicunya biasanya bermula dari tipuan akal pikiran. Sehingga meskipun dirinya merasa sebagai orang pandai namun hakekatnya dia masihlah bodoh. Atau sebenarnya memang dirinya adalah bodoh akan tetapi tidak mau tahu akan kebodohannya. Sehingga mereka tidak akan pernah mau patuh dan tunduk terhadap perintah Rosul. Sebagaimana yang pernah terjadi pada orang Bani Isro’il ketika mereka diperintah supaya beriman dua utusan yang dikirimkan oleh Allah. Mereka bilang: “Akankah kami beriman kepada dua orang manusia yang seperti kami juga?”. Dan mereka beranggapan kalau para utusan itu manusia biasa seperti halnya mereka dan pengikut-pengikut mereka adalah orang-orang yang tolol.

Orang yang sombong tidak akan pernah mau menerima kebenaran dan tidak mau disalahkan. Seperti halnya orang-orang Quraisy yang tidak pernah mau mengakui kebenaran nabi Muhammad. Karena mereka merasa lebih baik dari pada nabi Muhammad. Sehingga merasa gengsi jika harus tunduk kepada beliau.

3. Sombong kepada makhluq. Yaitu merasa lebih baik dari mereka. Sehingga dirinya tidak akan mau kalau dipersamakan dengan orang lain. Karena semuanya kecil baginya. Kesombongan ketiga ini meskipun derajatnya paling bawah namun akibatnya masihlah tetap besar. Demikian ini karena manusia pada fitrohnya adalah makhluq yang lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa. Dan keagungan serta kebesaran hanyalah milik Allah. Maka jika dia berani keluar dari fitrohnya sehingga bertindak sombong maka berarti dia telah merebut miliknya Allah. Dan tidak ada orang yang paling layak mendapat murka Allah kecuali orang yang merampas milik-Nya tersebut.

Orang yang berlaku sombong akan selalu bersebrangan dengan Allah. Karena ketika dirinya mendengarkan sebuah kebenaran dari orang lain maka dirinya tidak mau menerima dan menentangnya. Hal lumrah yang sering terjadi pada masa sekarang adalah ketika mereka menerima sebuah kebenaran maka mereka akan selalu merekayasa dan berusaha mencari cela untuk mengelabui dan menolak kebenaran itu. Mereka sudah ditipu oleh akal mereka dan menyalahkan kebenaran semestinya.

Demikian ini sudah menjadi layaknya gaya pikiran orang-orang kafir. Mereka bilang sebagaimana dalam surat Fusshilat 26 yang artinya: Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka)”.
Maka seseorang yang berusaha mengkaburkan hukum agama dengan merekayasanya maka mereka berarti telah bersifat sebagaimana orang kafir. Demikian juga seseorang yang merasa keberatan ketika dinasehati oleh orang lain. Mereka layaknya berlaku seperti seorang kafir. Naudzubillahi min dzalik
Maka meskipun kesombongan tingkat ketiga ini paling rendah akan tetapi jika dibiarkan ia akan menjadi hal yang menakutkan karena akan masuk pada wilayahnya Allah.

Penyebab sombong
Kesombongan itu hanya akan terjadi bila seseorang memiliki perasaan lebih baik dari orang lain. Dan perasaan ini tidak akan pernah muncul kalau dirinya tidak berkeyakinan punya sifat kesempurnaan. Sifat kesempurnaan itu bermuara pada dua hal, yaitu: identik keagamaan dan keduniawian. Keagamaan seperti perasaan punya ilmu dan ibadah yang lebih dari yang lain. Sedangkan duniawi semisal merasa memiliki garis keturunan, ketampanan, kekuatan, dan pengikut yang lebih baik dari yang dimiliki oleh orang lain.

Sehingga dapat ditarik sebuah benang merah bahwa pemicu utama kesombongan itu ada tujuh perkara, yaitu: ilmu, amal ibadah, nasab, fisik jasmani, kekuatan, dan anak buah.

Ilmu
Bagi seorang alim, keilmuan yang dimiliki itu bisa menjadi boomerang baginya. Karena pengaruhnya membuat orang sombong itu sangat cepat sekali. Karena hal inilah nabi Muhammad sempat berpesan bahwa bahaya besar yang bisa ditimbulkan oleh ilmu adalah perasaan sombong.

Memang seorang yang berilmu jika tidak waspada maka dalam hatinya akan tertanam sebuah perasaan lebih mulya dari orang lain. Perasaannya akan bilang dia bisa menjadi manusia sempurna dan kapabel dengan ilmu yang telah dimilikinya. Dari sini pula dia akan menganggap orang lain di bawahnya sebagai orang-orang dungu yang tidak tahu apa-apa layaknya kerbau dan binatang tak berakal lainnya.

Orang yang demikian ini selalu berharap untuk disalami, disowani, dan dilayani orang lain. Sebaliknya mereka merasa ogah dan enggan berujar salam, nyambangi, dan melayani orang lain. Bahkan tidak berhenti sampai di situ saja. Dalam urusan ukhrowi ilmu juga bisa menjadi biang keladi melakukan kesombongan. Yaitu merasa bahwa dengan ilmu tersebut dia adalah orang termulya di sisi Allah. Dirinya lebih menghawatirkan nasib orang lain kelak di akhirat dari pada menghawatirkan dirinya sendiri. Sebaliknya dia beranggapan kalau dirinyalah yang paling berhak mendapatkan sorganya Allah dari pada mereka.

Orang yang bertindak demikian sangatkah tidak pantas jika disebut sebagai seorang alim. Dia lebih layak disebut sebagai orang tolol, bodoh, dungu, dan sebagainya. Karena seharusnya dengan keilmuan yang dia miliki dia bisa berkaca tentang siapa dirinya, siapa Tuhannya, bagaimana kelak dia ketika meninggal, bagaimana urusan nanti antara Allah dengan seorang alim, dan besarnya bahaya yang disebabkan ilmu. Demikianlah sebenarnya hakekat ilmu sesungguhnya. Ilmu yang bisa menjadikan seseorang bertambah takut, khusyu’, dan tawadlu’ kepada Allah dan makhluq

Selasa, 24 Maret 2009

Kekuasaan Allah SWT


Lihat gambar ukuran penuh


Asal Kejadian Manusia

Sudah tidak dapat diingkiri bahawa asal penciptaan manusia adalah dari tanah, baik secara langsung seperti penciptaan Nabi Adam atau melalui proses penciptaan secara ilmiah seperti anak cucu Adam. Firman Allah:

" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah ".

(QS. Al Mu’minun: 12)

Ayat tersebut menjelaskan tentang asal penciptaan manusia iaitu dari saripati tanah. Ada beberapa riwayat yang menceritakan tentang proses penciptaan Nabi Adam: 

Riwayat Ibnu Abbas: “ Nabi Adam diciptakan dari tanah yang diambil dari daerah tertentu antara lain kepala diambil dari tanah Ka’bah, dada diambil dari belahan bumi, perut diambil dari tanah India, tangan diambil dari tanah bagian timur dan kaki diambil dari tanah bagian barat ”.

Riwayat Wahab bin Munabbih: “ Nabi Adam diciptakan dari tujuh macam tanah, kepalanya dari tanah pertama, lehernya dari tanah kedua, dadanya dari tanah ketiga, tangannya dari tanah keempat, punggungnya dari tanah kelima, perutnya dari tanah keenam dan paha dan anusnya dari tanah ketujuh ”.

Riwayat lain: “ Nabi Adam diciptakan dari tanah yang diambil dari tanah tertentu antara lain: kepala dari tanah Baitul Maqdis, wajah dari tanah syurga, telinga dari tanah bukit Tursina, dahi dan punggung dari tanah Irak, gigi dari tanah Kawtsar, tangan kanan dari tanah Ka’bah, tangan kiri dari tanah Persia, kaki dari tanah India, tulang dari tanah gunung, kemaluan dari tanah Babil, perut dari tanah Khurasan, hati dari tanah syurga Firdaus, lidah dari tanah Thaif dan mata dari tanah Telaga Nabi ”.

Riwayat lain: “ Allah memerintahkan malaikat untuk membuat bentuk tubuh Adam dengan tanah yang dicampur dengan empat macam air yaitu air tawar untuk liurnya, air asin untuk air mata dan keringatnya, air manis untuk ingusnya dan air pahit untuk kotoran telinga. Setelah bentuk selesai maka dibuatkan sembilan lubang: Dua lubang hidung, dua lubang telinga, dua lubang mata, lubang anus dan lubang kemaluan dan lubang mulut. Setelah sempurna maka ditiupkan ruh kedalam jasad ".

Firman Allah: “ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari air mani yang bercampur ” (QS. Addahr: 2), Ayat ini menjelaskan penciptaan manusia secara proses ilmiah yaitu bercampurnya sperma laki-laki dengan ovum wanita. Air mani yang dihasilkan manusia berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi sedangkan makanan atau minuman dihasilkan oleh bumi / tanah sebagai sumber kehidupan manusia. 



Proses Kejadian Manusia Menurut Petunjuk Al-Quran dan Sunnah 

" Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari tanah, kemudian kami menjadikannya air mani pada tempat yang kukuh dan terpelihara (rahim) kemudian kami menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging kami jadikan tulang-tulang, maka kami liputi tulang-tulang itu dengan daging, kemudian kami menjadikannya satu bentuk yang lain. Maha suci Allah sebaik-baik pencipta ".

(QS. Al Mu’minun: 12-15)

Proses kejadian manusia berawal dari dalam kandungan selama lebih kurang sembilan bulan lamanya. Selama didalam kandungan kejadian manusia mengalami beberapa proses: 

pertama dari setitis air mani setelah beberapa lama menjadi segumpal darah, kemudian setelah beberapa lama menjadi segumpal daging, kemudian dari segumpal daging tadi dijadikan tulang-tulang yang dibungkus oleh daging-daging tersebut kemudian dijadikanlah bentuk rupa yang sempurna. Didalam hadits Bukhari Muslim masa tiap-tiap perubahan adalah 40 hari dan setelah sempurna maka Allah mengutus malaikat untuk menulis empat ketentuan: 

Menuliskan amal perbuatannya selama hidupnya 

Menuliskan rizkinya kaya atau miskin 

Menuliskan nasibnya baik atau buruk 

Menuliskan ajalnya kapan, dimana dan bagaimana ia mati 

Setelah itu barulah ditiupkan ruh kedalam jasadnya. Dalam satu riwayat Allah memerintahkan malaikat untuk mengambil ruh dari tempatnya kemudian dibawa kedalam syurga untuk disucikan kemudian Allah memerintahkan ruh untuk masuk kedalam tubuh manusia, dengan rasa tunduk kepada Allah ruh itu menolak masuk kedalam jasad manusia karena ruh adalah unsur yang halus dan suci titisan dari manusia yang sempurna iaitu Nabi Muhammad SAW yang tidak dapat masuk ke dalam tempat yang penuh dengan dosa dan kegelapan. Allah berfirman: “Kau Aku paksa masuk ke dalam jasad manusia dan untuk mengeluarkannyapun Aku paksa”. Ruh mulanya masuk melalui hidung pada masa 40 th kemudian naik ke otak, kemudian mengisi kepala dan leher, kemudian turun ke dada dan pusat, kedua tangan dan kaki sampai tersebar keseluruh tubuh membentuk darah. 

Allah menciptakan manusia dengan sempurna iaitu diberikannya bentuk tubuh yang baik, akal fikiran dan nafsu, kemudian manusia itu sendiri yang menentukan mampu atau tidaknya menggunakan pemberian Allah dengan baik (QS. Attin: 4-5). Ruh sebagai kuasa untuk menghidupkan seluruh anggota badan, Akal sebagai alat untuk menerima ilmu pengetahuan atau untuk mengetahui hakikat sesuatu secara logik tanpa mempertimbangkan hal-hal yang irasional, anggota tubuh seperti pancaindera yang hanya dapat merealisasikan secara indrawi tanpa mempertimbangkan pernghalangnya. Dari semua anggota tubuh manusia hanya Hati yang dapat menerima sesuatu yang mutlak dari Allah yang maha kuasa karena hati adalah sebagai tuan dari anggota tubuh, semua aktiviti anggota tubuh digerakkan oleh hati dan hati adalah Allah yang menggerakkan.



Kelebihan Allah yang diberikan kepada Manusia 

" Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya " (QS.Al Bayyinah:4-6).

" Sesungguhnya Allah mempunyai kurnia terhadap manusia tetapi manusia kebanyakan tidak bersyukur " (QS.Al Baqarah:243), (Al Mu’min:61), (Yunus:60).

" Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendakinya diantara hamba-hamba Nya " (QS.Al Baqarah:90).

Allah telah menyediakan dan memberikan beberapa kelebihan untuk manusia sehingga manusia yang asal mulanya sama diciptakan dari tanah kemudian mempunyai tingkat kelebihan yang berbeda disisi Allah karena ketaqwaan dan usaha mereka untuk mencapai kehadhirat-Nya. Kelebihan Allah yang diberikan kepada manusia diluar adat kebisaan manusia biasa (Khariqul Adat) dan diluar akal manusia, sehingga manusia yang mendapat kelebihan dapat berbuat diluar adat dan akal manusia.



> Para Rasul mendapat kelebihan Mu’jizat dengan jalan mendapat Wahyu dari Allah untuk bekal da’wah menegakkan agama Tauhid dan memberantas kemusyrikan.

Katakanlah: " Sesunggguhnya aku ini ( asalnya ) hanya manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku. Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa ” (QS. Al Kahfi:110 ).

" Rasul-rasul itu kami lebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain. Diantara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan Dia) dan sebahagian- sebahagiannya Allah meninggikannya beberapa darjat. Dan kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa Mu’jizat serta kami perkuat mereka dengan Ruhul Qudus " (QS.Al Baqarah:253)



> Para Nabi mendapat kelebihan Irhash dengan jalan mendapat Ilham dari Allah untuk bekal da’wah menegakkan kebenaran dan menghapuskan kejahatan.

" Dan sesungguhnya telah kami lebihkan sebagian Nabi-nabi itu diatas sebagian ( yang lain ) dan kami berikan Zabur kepada Daud " (QS.Al Isra:55).



> Para wali mendapat Karomah dengan jalan Mujahadah dan Riyadhoh yang tinggi dalam menjalankan pengetahuan tasauf hingga mencapai Ma’rifat kepada Allah. Hubungan para wali dengan Allah sudah sangat harmonis sehingga segala kelakuan mereka dalam ketentuan Allah tanpa ada pengaruh syaitan, hawa Nafsu dan keduniaan. Banyak kita temui Karomah para wali dijagat raya ini yang diluar kemampuan akal dan fisik manusia biasa untuk membuktikan keagungan dan kebenaran Allah.

" Ingatlah,sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa " (QS.Yunus:62-63)

> Para shalihin (orang-orang yang salih) mendapat Ma’unah karena ketaqwaan mereka kepada Allah dan Istiqomah dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhkan laranganNya. 

" Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu " (QS.Al Hujarat:13).

” Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ” (QS.Al Mujadilah:11).

" Dan Allah mempunyai kelebihan ( yang dicurahkan ) atas orang-orang yang beriman " (QS.Ali Imran:152). 

> Orang-orang yang Kafir atau Fasik mendapat Istidroj iaitu kelebihan yang luar biasa yang menyalahi adat kebisaan manusia dengan jalan bersekutu dengan syaitan atau Jin kafir sebagai uluran azab Allah karena kekafiran atau kefasikan mereka.

“ Dan kami lebihkan mereka (Bani Israil) atas yang lain didunia ini ” (QS.al Jatsiyah:16)

Senin, 23 Maret 2009

Semua mahluk di Bumi bertasbi kepada-Nya

                                                              Tasbih

Lihat gambar ukuran penuh

Semua mahluk bertasbih kepadaNya
Baik yang bernyawa maupun yang kau kira benda mati
Semua yang di langit maupun yang di darat
Mereka bertasbih mengagungkan nama Allah subhanahu wata 'ala

Hewan yang melata di daratan, terbang di udara dan berenang di lautan
Tumbuhan yang menjalarkan akar-akarnya di permukaan bumi, bahkan yang tumbuh subur di dalam air
Dan semua benda mati seluruhnya
Bertasbih memuji kekuasaanNya, beribadah hanya kepadaNya

Lalu, dimana tasbihmu wahai anak manusia..?

Firman Allah SWT :

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Israa': 44)

Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (QS. An-Nuur: 41)

Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Hadiid: 1)

Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 1)

Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24)

Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Ash-Shaaf: 1)

Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Jumu'ah: 1)

Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang di langit dan apa yang di bumi; hanya Allah-lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua puji-pujian; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. At-Taghaabun: 1)