Sabtu, 18 April 2009

Pahala Takut Kepada Allah




Pahala Takut Kepada Allah

 

Dalam  sebuah kisah Hadist Qudsi, ada riwayat yang mengenai balasan yang di berikan Allah kepada orang yang takut kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda, “Ada seorang lelaki yang tidak pernah berbuat kebajikan sama sekali. Lelaki itu berwasiat kepada keluarganya, “Jika aku mati, maka bakarlah aku hingga lumat menjadi abu. Kemudian, taburkan sebagian abu itu di daratan, dan sebagian lagi di laut. Demi Allah, jika Allah masih menghisabku, pasti Dia akan mengazabku dengan azab yang tidak pernah ditimpakan kepada seorang pun di alam semesta!”

Tetkala lelaki itu meninggal, keluarganya melaksanakan apa yang telah di wasiatkan kepada mereka. Lalu, Allah memerintahkan daratan untuk mengumpulkan abu yang disebar didaratan itu dan memerintahkan lautan untyuk mengumpulkan abu yang disebar di lautan itu.

Kemudian, Allah SWT bertanya kepada lelaki itu ( setelah dihidupkan kembali ), ‘Mengapa kau lakukan ini?’

Lelaki itu menjawab, ‘Karena aku takut kepada-Mu Tuhanku, dan Engkau lebih tahu itu.’

Allah SWT lalu mengampuninya.”

Kisah dalam hadist ini begitu menggelitik dan penuh hikmah. Seseorang yang selalu berbuat maksiat dan tidak pernah beramal shalih sedikit pun, masih memiliki rasa takut kepada Allah SWT. Keagungan Allah ada di depan matanya, sehingga dia takut akan hisab dan azab Allah atas perbuatannya di dunia.

Ketakutannya itu membuatnya berwasiat bodoh. Setelah mati, dai ingin mayatnya dibakar  dan abunya disebar di daratan dan lautan. Dengan begitu, dia berharap tidak akan bisa dihisap oleh Allah SWT. Dia ingin selamat dari azab Allah SWT. Dia yakin Allah itu ada. Dia pun yakin, hisab Allah itu ada dan hisab itu menunggu setelah kematiannya. Dia ingin menyelamatkan dirinya dengan cara menyebar lumatan tubuhnya di darat dan lautan.

Namun, Allah Mahakuasa untuk tetap menghisapnya. Tidak ada yang luput dari hisap-Nya. Pada akhirnya, Allah mengampuni lelaki itu brekat rasa takutnya pada keagungan Allah SWT.

Hikmah yang dapat diambil dari kisah tadi adalah, sekecil apapun keimanan dalam dada seseorang ( yaitu keyakinan akan adanya Allah, hisab, dan keadilah Allah ) dapat mendatangkan ampunan dan rahmat Allah SWT. Bagaimana jika rasa takut kepada Allah itu dihadirkan setiap saat dengan disertai amal shalih? Tentu, pahala yang disediakan Allah, akan lebih besar dan agung.

Di dalam Al-Quran, Allah SWT telah berfirman dengan membarikan kabar gembira, “Dan ada pun orang-orang yang takut kepada keagungan Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnyasurgalah tempat tinggal(nya).” ( QS An-Naazi’aat [79]: 40-41 ).

Takut kepada Allah merupakan kewajiban. Dalilnya adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Adapun dalil al-Qur’an adalah firman Allah:

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (Qs. Ali-‘Imran [3]: 175).

Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. (Qs. Al-Maa’idah [5]: 44).

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, … (Qs. al-Anfaal [8]: 2). 

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. (Qs. al-Haj [22]: 1-2).
Adapun kewajiban memiliki rasa takut berdasarkan as-Sunnah dapat dilihat dari apa-apa yang disebutkan secara langsung (manthuq) atau berdasarkan mafhum dari hadits-hadits berikut:


• Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:

Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang senantiasa beribadah kepada Allah semasa hidupnya; Orang yang hatinya senantiasa terpaut dengan masjid; Dua orang yang saling mencintai kerena Allah, keduanya berkumpul dan berpisah kerena Allah; Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang cantik dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia berkata, “Aku takut kepada Allah!”; Orang yang memberi sedekah tetapi dia merahsiakannya seolah-olah tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya; dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sunyi sehingga bercucuran air matanya. 

• Dari ‘Adiy bin Hatim r.a., ia berkata; Rasulullah Saw bersabda:

Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali akan diajak bicara oleh Allah tanpa penerjemah. Kemudian ia menengok ke kanan, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Ia pun menengok ke kiri, maka ia tidak melihat kecuali apa yang pernah dilakukannya (di dunia). Lalu ia melihat ke depan maka ia tidak melihat kecuali Neraka ada di depan wajahnya. Karena itu jagalah diri kalian dari Neraka meski dengan sebutir kurma. [Mutafaq ‘alaih].

• Dari Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda:

Jika seorang mukmin mengetahui siksaan yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang tidak mengharapkan surga-Nya. Jika orang kafir mengetahui rahmat yang ada di sisi Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang putus asa dari rahmat-Nya. [HR. Muslim].

• Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw, tentang perkara yang diriwayatkan beliau dari Tuhannya. Allah berfirman: 

Demi kemulian-Ku, Aku tidak akan menghimpun dua rasa takut dan dua rasa aman pada diri seorang hamba. Jika ia takut kepada-Ku di dunia, maka Aku akan bemberikannya rasa aman di Hari Kiamat. Jika ia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan memberikan rasa takut kepadanya di Hari Kiamat. [HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya].

• Dari Ibnu Abas, semoga Allah meridhai keduanya, ia berkata; ketika Allah menurunkan ayat ini kepada Nabi-Nya: 

Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri dan keluarga kalian dari Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan. (Qs. at-Tahrim [66]: 6); Pada suatu hari Rasulullah saw. membacakan ayat ini kepada para sahabat, tiba-tiba ada seorang pemuda yang terjungkal pingsan. Kemudian Nabi Saw meletakkan tangan beliau di atas hatinya, dan ternyata masih berdetak jantungnya. Kemudian Nabi Saw bersabda, “Wahai anak muda ucapkanlah: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’”, maka pemuda itu pun mengucapkannya. Kemudian beliau memberikan kabar gembira kepadanya dengan surga. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah!, apakah pemuda itu termasuk golongan kita?” Rasulullah bersabda; apakah kalian tidak mendengar firman Allah: 
Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku. [HR. Hakim, ia menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi].


• Dari ‘Aisyah r.a., ia berkata; Wahai Rasulullah Saw!, Allah pernah berfirman Allah: 

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka (Qs. al-Mukmin [23]: 60); adalah ditujukan kepada orang yang berzina dan minum khamr. Dalam riwayat Ibnu Sabiq dikatakan, “Apakah ditujukan pada orang yang berzina, mencuri, dan minum khamr, tapi meski begitu dia takut kepada Allah?” Rasulullah Saw bersabda, “Bukan”. Dalam riwayat Waki dikatakan, “Bukan, Wahai Putri Abu Bakar Ash-Shiddiq, tapi ia adalah orang yang menunaikan shaum, shalat, dan sedekah; dan ia merasa khawatir ibadahnya tersebut tidak diterima.” [HR. Al-Baihaki dalam Asy-Sya’by, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, ia menshahihkannya dan disetujui oleh Adz-Dzahabi]. 

• Dari Tsauban r.a., dari Nabi Saw, beliau bersabda:

Aku akan memberitahukan beberapa kaum dari umatku. Di hari kiamat mereka datang dengan membawa kebaikan seperti gunung Tihamah yang putih. Tapi Allah menjadikannya bagaikan debu yang bertebarkan. Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah sifat mereka dan jelaskanlah keadaan mereka agar kami kami tidak termasuk bagian dari mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Rasulullah Saw bersabda, “Ingatlah!, mereka adalah bagian dari saudara kalian dan dari ras kalian. Mereka suka bangun malam sebagaimana kalian, tapi mereka adalah kaum yang jika tidak dilihat oleh siapa pun ketika menghadapi perkara yang diharamkan Allah, maka mereka melanggaranya.” [HR. Ibnu Majah. Al-Kinani penulis buku Mishbah Al-Zujajah berkata, Isnad hadits ini shahih, para perawinya terpercaya].

• Abdullah bin Mas’ud menceritakan kepada kami dua hadits, salah satunya berasal dari Nabi Saw dan satu lagi dari dirinya sendiri ia berkata:

Sesungguhnya orang yang beriman akan melihat dosa-dosanya seolah-olah ada di atas gunung. Ia takut (dosa itu) jatuh menimpanya. Sedangkan orang yang jahat akan melihat dosa-dosanya seperti lalat yang menghampiri hidungnya, kemudia ia berkata mengenai dosanya, “Seperti inikah?” Abu Syihab berkata dengan tangannya –yang diletakkan– di atas hidungnya. [HR. Bukhari]